Seorang konglomerat mengumpulkan tiga anak-anaknya berkumpul, untuk membagikan warisan. Dua pengacara ikut mendampingi.
”Kamu, anak pertama, aku beri dua mal di Surabaya dan Bandung,” kata konglomerat.
Anak pertama tersenyum hepi.
”Ada gelanggang olahraga dan dua diler mobil di Bogor dan Malang buat kamu, anak kedua,” sambung si konglomerat.
Anak kedua tersipu-sipu.
”Buat kamu, anak ketiga, satu gedung tinggi di Gatot Subroto ambil saja. Juga empat mobil Eropa yang papah simpan di sana.”
Anak ketiga menarik napas lega.
Semuanya mengucapkan terima kasih.
”O ya,” sambung si konglomerat. ”Tanah kosong di Mega Kuningan yang luasnya 2.000 hektare, jangan dijual ya atau dibangun gedung, bahkan satu lantai pun. Terus, hotel bintang lima di Bali jangan diapa-apain juga.”
Ketiga anaknya kaget dan langsung komplain. Pengacaranya juga terkejut dan bingung.
”Kenapa gak boleh dijual, Pap?” Ketiganya serentak bertanya.
Ketiganya mendesak. Begitu juga kedua pengacara itu, meminta agar si konglomerat menyerahkan tanah itu buat anak-anaknya.
”Bukannya apa-apa,” konglomerat angkat bicara lagi. ”Tanah di Mega Kuningan itu bukan punya papah. Hotel di Bali juga bukan punya papah……”
0 comments:
Posting Komentar